Menginjak Quran

Thursday 26 March 2015

Orang Yang Mengarang Tuhan, Hanya Bisa NGELES

Sharing tulisan duladi tanggal 25 maret 2015

= Orang yang Mengarang Tuhan, hanya bisa NGELES =

Pada suatu ketika, saat santai, para pengikut Paijo menemui sang rasul dan bertanya tentang keberadaan tuhannya Paijo yang bernama Panjul.


Salah seorang dari mereka bertanya, “Wahai Baginda, anda adalah utusan Panjul. Anda pasti tahu dan saya ingin tahu, bagaimanakah rupa tuhan anda ?”

Paijo menjawab, “Jangan sekali-kali kamu menanyakan rupa tuhanmu, dan jangan sekali-kali kamu menyamakan tuhanmu dengan apapun !”

Sang pengikut kembali bertanya, “Bisakah Baginda memohon kepada Panjul untuk mendemonstrasikan sesuatu di hadapan kami agar kami yakin bahwa tuhan anda yang bernama Panjul itu memang sungguh-sungguh ada dan bukan karangan anda ?”
Paijo murka dan membentak, “Berani benar kamu meragukan aku ?” Paijo menoleh ke para pengawalnya, “Penggal kepala orang ini.
Sesungguhnya tuhan Panjul telah berfirman, barangsiapa menyakiti hati rasul, berarti ia juga menyakiti Panjul. Sesungguhnya Panjul maha pemurka.”
Kemudian orang itu pun dipenggal hidup-hidup di hadapan semua pengikut yang hadir.

Sesudah itu, Paijo berkata, “Yang kalian saksikan barusan, adalah sebagai peringatan bagi kalian bahwa hukuman Panjul sangatlah keras. Panjul tidak hanya menghukum kalian di dunia, tapi juga akan menyiksa kalian di neraka.

Barangsiapa dari kalian meragukan aku, berarti ia telah termakan oleh hasutan Taghut. Panjul tidak akan mengampuni dosa orang yang berani meragukan rasulnya. Janganlah pernah menentang Panjul dan rasulnya, bila kalian memang benar-benar orang yang beriman.”

Maka bubarlah mereka. Tetapi pada malam hari sesudah peristiwa tersebut, datanglah seorang pengikut Paijo yang lain menemui sang rasul dan oleh rasa penasarannya yang dalam dia bertanya, “Maaf Baginda, saya ingin bertanya empat mata kepada anda. Mudah-mudahan anda tidak tersinggung seperti tadi siang, karena saya hanya seorang diri dan saya berjanji tidak akan menceritakan kepada siapa-siapa perihal pembicaraan kita.”

Paijo bertanya, “Kamu mau tanya apa ?”

“Saya mohon baginda mau mengajari saya, bagaimana caranya agar saya tahu bahwa tuhan anda yg bernama Panjul itu memang sungguh ada.”

Paijo lalu bangkit berdiri dan berkata, “Kemarilah dan mendekatlah kepadaku.”

Lalu orang itupun mendekat. Paijo secara tiba-tiba menggerakkan tangannya, dan “PLOK - PLOK - PLOK !”

Ternyata sang rasul menampar pipi orang itu sampai tiga kali.
Lalu Paijo bertanya, “Apa yang dirasakan oleh pipimu ?”
Orang itu menjawab, “Sakit, Baginda. Apa maksud baginda melakukan itu kepada saya ?”

Paijo menjelaskan, “Kalau kamu bisa menjelaskan kepada saya bagaimana rupa rasa sakit di pipimu itu, maka saya pun akan menjelaskan kepadamu bagaimana rupa tuhan Panjul kepadamu.”
Orang itu menjawab, “Saya tidak bisa.”

Paijo tersenyum, “Nah, seperti itulah Panjul. Panjul ada, tapi dia tidak bisa dilihat. Janganlah kamu berpikir, bahwa sesuatu yang ada itu pasti bisa dilihat, karena rasa sakit pun tidak bisa dilihat dan tidak bisa diketahui bagaimana rupanya tapi rasa sakit itu nyata / ada.”

Tanpa sengaja, orang itu kentut. Terdengar bunyi, “Pret - prueet”.
Paijo tersenyum lagi dan berkata, “Nah, itu juga contoh lain untuk mengetahui keberadaan tuhanmu. Kentut itu ada, tapi kita tidak bisa melihat bagaimana rupa dari kentut.”

Orang itu berpikir sejenak, lalu bertanya, “Rasa sakit bisa dirasakan, kentut bisa dibaui. Tapi bagaimana tuhan anda yang bernama Panjul itu bisa saya rasa dan bisa saya baui ?”
Paijo tertegun dengan pertanyaan itu. Lalu dia membalikkan badannya dan berpikir keras. Tidak lama sesudah itu, alisnya terangkat, dan ia segera bergerak ke arah dinding dan dia ambil pedang yg tergantung di sana. Dia hunus pedang itu dan menodongkannya ke arah orang tersebut.

“Kalau kamu memang benar-benar ingin melihat rupa tuhan Panjul, maka kamu harus mati dulu. Bagaimana ? Siapkah kamu mati untuk menemui tuhanmu ?”

Orang itu berubah pucat dan suaranya gemetar, “Baginda, saya belum siap mati.”

Paijo menarik pedangnya dan berkata lega, “Nah, kalau begitu, selesai sudah. Jangan tanya-tanya lagi tentang tuhan.

Sesungguhnya Panjul telah berfirman, bahwa Panjul sangat benci kepada orang yang banyak tanya.”

Orang tersebut lalu mundur dan mengambil langkah seribu.
Namun tidak lama berselang, datang lagi seorang penanya, juga salah satu dari pengikut Paijo. Setelah dia sujud, dia bertanya kepada Paijo, “Saya mohon kepada baginda untuk menunjukkan suatu mujizat kepada hamba, agar hamba yakin bahwa tuhan baginda bernama Panjul itu benar-benar ada dan telah mengutus baginda sebagai rasulnya.”

Paijo berpikir sejenak, lalu berkata, “Mujizat itu urusan Panjul.”
Dengan agak terheran-heran, orang itu bertanya, “Kenapa kalau masalah syahwat dan masalah ngeluarin ayat, Panjul bisa demikian sigap, tapi kalau menunjukkan mujizat seolah demikian susah ?”

Muka Paijo langsung berubah MERAH, dan Paijo berseru nyaring: “PENGAWAL, kemari kalian !”

Melihat gelagat tak baik dari Paijo, orang itu langsung lari terbirit-birit meninggalkan ruangan Paijo.

Paijo berteriak-teriak, “Panjul-Akbar, Panjul-akbar, Panjul-akbar, tangkap orang tadi dan penggal kepalanya. Panjul-akbar. Panjul benar-benar murka kepada orang tadi karena dia telah membuat rasulnya tersinggung".

akhirul kalam,
wabillahi taufiq wal hidayah
wassalamu'alaikum warrahmatullah wabarakatuh

No comments:

Post a Comment

Ingatlah ini. Siapapun yang ingin menulis komentar di sini akan dimoderasi terlebih dahulu. Maka dari itu persiapkan tulisan yang baik dan bagus terlebih dahulu supaya ketika tulisan kalian dimoderasi akan lolos dan tulisan kalian akan ditampilkan.
Siapapun yang menulis komentar lucu di sini akan sangat dimungkinkan untuk ditampilkan tulisannya di sini.
Siapapun yang menulis komentar yang memalukan di sini dan menggunakan nama asli, bukan dengan nama anonymous dan nama akun akan sangat dimungkinkan untuk ditampilkan tulisannya di sini.